Frequently Asked Questions

Pandangan yang salah ialah bila Klien berpikir bahwa ia akan dihipnosis oleh Terapis. Seolah-olah hipnosis ialah sesuatu yang dilakukan oleh Hipnoterapis kepada Klien. Yang benar, hipnosis ialah sesuatu yang dilakukan oleh Klien kepada dirinya sendiri dengan mengikuti anjuran, saran, sugesti, atau bimbingan Terapis.

Saat melakukan terapi peran Hipnoterapis hanya sebagai Navigator yang mengarahkan & membimbing pikiran bawah sadar Klien untuk melakukan hal tertentu. Bila Klien tidak bersedia melakukan yang disarankan hipnoterapis maka terapi tidak bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian dibutuhkan kerjasama antara Hipnoterapis & Klien, Klien  berperan sebagai Co-Therapist.

Banyak yang berpikir bila seseorang masuk kondisi hipnosis maka ia akan lupa ingatan atau menjadi tidak sadar, tidak tahu apa yang terjadi di sekitarnya & begitu bangun sudah sembuh. Ini pandangan yang salah. Yang benar, saat dalam kondisi trance, sedalam apapun trance-nya, Klien tetap sadar & memegang kendali penuh atas pikirannya.

Namun ada juga Klien yang bersikeras dengan pandangannya yaitu orang dihipnosis akan tidak sadar. Bila Hipnoterapis sudah menjelaskan dengan gamblang apa itu kondisi hipnosis & Klien  tetap bersikukuh dengan pandangan atau pemahamannya maka terapi tidak bisa dilanjutkan.

Klien perlu menyadari bahwa tanggung jawab kesembuhan ada pada diri Klien, bukan pada Terapis. Peran Hipnoterapis hanya membantu atau memfasilitasi proses terapi dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam diri Klien untuk kesembuhan Klien.

Untuk mengatasi suatu masalah dibutuhkan motivasi yang tinggi dari Klien. Semakin tinggi motivasinya maka akan semakin mudah Klien  sembuh. Klien yang datang ke hipnoterapis dengan motivasi yang tinggi sebenarnya sudah sembuh. Tugas hipnoterapis tinggal melakukan sentuhan akhir saja.

Namun yang seringkali terjadi Klien datang bukan atas kemauan atau kesadarannya sendiri namun karena rayuan, bujukan, desakan, paksaan, & atau ancaman orang lain. Bila ini yang terjadi dapat dipastikan Klien tidak akan sembuh.

 

Ada Klien yang karena alasan tertentu tidak mengijinkan dirinya untuk diterapi. Alasannya bisa takut, merasa tidak nyaman, tidak percaya sama terapis, pandangan atau pemahaman yang kurang tepat mengenai hipnoterapi, atau Klien menemui hipnoterapis bukan atas kesadaran & keinginannya sendiri.

 

Agar hasil terapi bisa maksimal maka harus ada niat sungguh-sungguh dari Klien untuk berubah atau keluar dari masalah.

Ada Klien, pada level pikiran bawah sadar, bersikeras tidak ingin sembuh dari masalahnya karena ternyata ia mendapat keuntungan dari masalah yang dialaminya.hipnoterapis sudah tentu dapat melakukan edukasi ulang pikiran bawah sadar Klien. Namun bila Klien bersikeras tidak atau belum bersedia sembuh maka hipnoterapis harus menghargai keputusan ini.

 

Terapis tidak boleh memberikan jaminan atau garansi kesembuhan. Hal ini juga berlaku bagi healing profession lain seperti Psikiater, Dokter, Psikolog, & Konselor.  Dengan demikian bila ada Klien yang meminta jaminan atau garansi kesembuhan maka Klien seperti ini tidak bisa dilayani.

Walau hipnoterapi terbukti secara klinis & empiris sangat efektif untuk mengatasi berbagai masalah yang berhubungan dengan mental & atau emosi, namun sama halnya teknik terapi lainnya hipnoterapi juga punya keterbatasan. Proses terapi membutuhkan waktu.

 

Keterbukaan & kejujuran dalam berkomunikasi & mengungkap berbagai data yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah ialah hal yang sangat penting. Klien, dalam kondisi hipnosis, tetap sadar & dapat mengendalikan pikirannya sepenuhnya. Ia dapat berbohong atau tidak mengungkap data penting yang dibutuhkan.

Bila Klien, karena alasan tertentu, merasa kurang yakin atau percaya pada hipnoterapis maka sebaiknya jangan melakukan terapi. Ketidakpercayaan atau perasaan ragu terhadap hipnoterapis sangat menghambat proses terapi. Klien  berhak memutuskan untuk tidak melanjutkan terapi.

Kepasrahan & keikhlasan ialah hal mutlak. Klien  bersikap pasif, reseptif, & mengijinkan terapi berjalan tanpa ia perlu melakukan upaya secara sadar. Hipnoterapi bukan cognitive therapy. Hipnoterapi ialah terapi yang dilakukan dalam kondisi atau dengan bantuan kondisi hipnosis.

Untuk bisa masuk ke pikiran bawah sadar yang dibutuhkan ialah niat, kepasrahan, & keikhlasan. Semakin pasrah semakin baik. Bila Klien berusaha atau berupaya untuk bisa trance maka semakin ia berusaha akan semakin tidak bisa. Trance ialah sesuatu yang terjadi secara alamiah & tidak membutuhkan upaya sadar.

Ada Klien yang datang ke hipnoterapis namun tidak jelas apa yang ingin diterapi. Ketidakjelasan ini membuat pikiran bawah sadar bingung & tidak bisa fokus membantu Klien dalam proses terapi.

 

Ada Klien, mungkin karena ingin hemat biaya, meminta hipnoterapis membereskan beberapa masalah dalam satu sesi terapi. Untuk terapi yang efektif dibutuhkan pikiran yang fokus serta target & prioritas yang jelas. Untuk itu Klien perlu menetapkan dengan hati-hati & jelas apa masalah paling utama & penting untuk dibereskan di sesi hipoterapi. Yang juga perlu diingat yaitu satu sesi hipnoterapi berlangsung sekitar 2 jam.

Biasanya bila waktunya masih cukup maka hipnoterapis bisa membantu Klien mengatasi masalah lain. Jadi, dalam satu sesi sebaiknya fokus pada satu masalah saja.

Klien perlu komit untuk menjalani terapi antara 1 (satu) hingga 4 (empat) sesi. Komitmen awal ialah untuk 2 sesi. Satu sesi berlangsung selama 2 (dua) jam. Bila masih dibutuhkan terapi bisa dilanjutkan hingga 4 sesi.

 

Pada sesi pertama, bila hipnoterapis menilai Klien siap, maka bisa langsung dilakukan terapi. Namun bila hipnoterapis menilai Klien belum siap maka hanya akan dilakukan konsultasi atau konseling.

 

Komitmen ini sangat penting mengingat dalam proses terapi hipnoterapis dan juga Klien tidak dapat memprediksi data apa yang akan diungkap oleh pikiran bawah sadar Klien. Seringkali terjadi masalah yang tampaknya sepele & mudah diatasi ternyata ialah simtom dari satu akar masalah yang sangat serius yang membutuhkan beberapa sesi terapi agar tuntas.

Apa akibatnya bila terapi hanya dilakukan satu sesi padahal belum tuntas?

Yang terjadi ialah Klien bisa menjadi semakin labil & justru akan semakin bermasalah. Ibaratnya seorang dokter bedah yang telah membuka perut pasien namun tidak menutup rapat bekas bukaan operasi ini. Akibatnya bisa sangat fatal.

  1. Klien datang bukan untuk menguji/mengetes Hipnoterapis.

Ada Klien yang melakukan therapy shopping. Ia bangga telah diterapi banyak Hipnoterapis namun tidak sembuh. Pola pikir Klien tipe ini ialah ia ke Hipnoterapis bukan untuk mencari bantuan menyembuhkan masalahnya namun ia ingin menguji atau bahkan mengalahkan terapisnya.

Ada juga Klien yang bangga bila terapisnya gagal menghipnosis dirinya. Ia merasa lebih unggul atau kuat dibanding terapisnya.

2. Klien datang bukan untuk menganalisa atau 'belajar' atau 'mempelajari Terapisnya.

Ada Klien yang ingin diterapi & sekaligus ingin “belajar” teknik yang digunakan terapis. Akibatnya, ia tidak bisa masuk ke kondisi hipnosis & terapinya tidak berhasil.

Klien tipe ini rugi dua kali. Pertama, ia sudah bayar mahal untuk menjalani terapi namun tidak ada hasilnya. Kedua, ia tidak dapat mengerti apa yang dilakukan Hipnoterapis karena Klien tidak belajar teori & teknik yang digunakan hipnoterapis.

Keingintahuan Klien membuat pikiran sadarnya tetap aktif karena melakukan analisa. Hal ini menghambat proses induksi sehingga ia tidak bisa berpindah dari kesadaran normal ke kondisi trance.

3. Klien mampu berkomunikasi secara verbal.

Komunikasi verbal sangat penting dlm hipnoterapi. Setelah proses induksi biasanya Klien akan menutup mata sampai Hipnoterapis selesai dilakukan. Hipnoterapis berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar  Klien secara verbal.

Untuk itu Klien harus bisa memahami bahasa yang digunakan terapis. Bila misalnya Hipnoterapis menggunakan bahasa Indonesia & Klien kurang cakap berbahasa Indonesia maka terapi tidak bisa dilakukan dengan efektif.

Hambatan lain ialah bila, misalnya, Klien  mengalami masalah pendengaran yang mengakibatkan komunikasi antara Klien  dan Hipnoterapis menjadi tersendat.

4. Klien tidak di bawah pengaruh obat penenang.

Klien yang sedang di bawah pengaruh obat penenang biasanya akan sulit diinduksi. Namun dengan teknik induksi khusus Klien tipe ini tetap dapat masuk kondisi trance. Hambatan lain akibat pengaruh obat penenang yaitu perasaan Klien menjadi tumpul. Klien sulit merasakan emosinya padahal emosi ini lah yang akan diproses dlm terapi.

FAQ